ketika hati sudah mati maka raga hanya soal waktu.... bayangan pisau hijau tertancap di nadi begitu jelas terbayang di depan mata.. begitu detail hingga bagian ujung pisau dengan sedikit merah... merah yang lepas..merah yang lapar.. diam dan tersenyum.. tidak ada tangis, tidak ada sakit....
ruang sendja
ketika tidak pernah bisa memilih pada titik mana akan berhenti..
Minggu, 13 Agustus 2017
no capt
Selasa, 15 November 2016
kawan baru

Selasa, 20 September 2016
rindu
rindu, serindu-rindunya...#singing
kantor yang lengang membawaku ke ruang ini lagi, membuka lembaran-lembaran berdebu yang manis dan pahit..sesekali membuka jendela kawan...ahh sendiri yang ramai. huruf-huruf berhamburan ke wajahku...menyesak menyelusup ke dalam ingatan, mendedah rasa...yah..begitu ramai sekaligus senyap. tak ada dirimu dimanapun.
Minggu, 07 September 2014
menyambangi,
Senin, 03 Maret 2014
tidurmu
melihatmu seperti ini tidak asing sebenarnya...kau seringkali meminta izin untuk tidur sebentar di sela perjalanan ketika kau benar-benar lelah. aku sudah cukup hafal kebiasaanmu ini. kau memang tidak bisa dipaksakan untuk berjalan, ketika sudah lelah dan sebaiknya memang begitu. kita tidak perlu memaksakan diri, toh kita berjalan untuk bersenang-senang, kita tidak pernah memasang tenggat waktu untuk mencapai puncak/akhir tujuan. saat kau tidur, seringkali aku merutuk...karena hanya bisa diam menunggu di tengah pekat dan dingin malam...belum lagi suara hewan atau gemerisik dedaunan. dan itu berjalan sekitar 15 sampai 30 menit. kau bisa begitu damai dalam tidurmu ;) saat alarm hp mu berbunyi, kau akan bangun bergegas seperti mendapat kekuatan baru untuk berjalan, semangatmu itu yang bikin aku tersenyum setelah suntuk menunggumu tidur he3. setelah sekian waktu mencoba untuk berdamai dengan kenangan, aku menemukan file foto ini. yah..wajahmu tetap sedamai biasanya dan akan selalu damai. wajah yang senantiasa kutengok, juga rindu yang kian menggenang kepadamu.
Rabu, 22 Januari 2014
tentang kehilangan...
jumat, 17 januari 2014 lepas maghrib...sebuah sms masuk di hp jadulku terbaca dari bounciz "mbak, kak lin so pergi" w
naktu seakan berhenti. stuck..sejenak blank.. sebelum akhirnya menangis. aku tidak membalas sms bounciz, pun tidak melakukan apa2 selain duduk termangu menangis sambil memandang meru yang tampak bingung melihatku menangis.
entah..aku hendaka menulis apa di wall ini, aku seperti hanya harus menulis tentang kabar ini. lina, ah...jarang sekali aku menyebut nama ini, aku lebih sering menyebutnya hughes, sahabat dekat..sahabat ajaib yang pernah ku punya. aku belum cukup berani untuk menulis tentangnya, saat ini.
sampai beberapa hari ini aku masih sering menangis mengingatnya. bagaimana tidak, setiap akan berangkat kerja, aku disuguhi pemandangan gunung merapi. gunung yang biasa jadi tempat berlari kami dari segala keruwetan manusia. disitu kami berjalan dihantam dingin dan derasnya angin gunung. disitu pula kami biasa berbagi sebatang rokok dan segelas kopi, hal yang mungkin dianggap tabu untuk sebagian orang.
setaip jeda sejenak... kepalaku penuh dengan narasi tentangnya yang dengan segera mengalirkan air mata. hhhhh..aku tidak ingin menangisi kepergiannya, tapi sungguh..belajar melepas itu tidak mudah.
ah..semoga kau lebih nyaman disana ghes..semoga...
kau bisa berjalan sejauh yang kau mau...;)
Minggu, 10 November 2013
let me fall....

Biarkan aku jatuh ................................................. Menjadi semacam batu separuh kikis di tepian sungai. Gamang, menunggu waktu tenggelam di dasar. Menjadi hilang, menjadi lenyap Hingga sunyi akhirnya. ................................................. Berharap tiada seperti daun jatuh yang tak pernah mengharap apa apa selain dekapan takjim bumi Tidak sedang apa-apa sebaiknya. ................................ Pikiran-pikiran jahat itu datang lagi Sebatang rokok segelas kopi dan tak tidur bermalam-malam Sudah lama tidak melakukannya... Penat sungguh!!!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)