Kamis, 31 Januari 2008

pelangi

senja sempurna...
dengan gerimis dan lengkung pelangi di sudut langit.

sudah lama aku tidak melihat pelangi, lebih tepatnya aku lupa kapan terakhir kali aku melihat pelangi. dan sore ini kerinduanku terpuaskan,
kunikmati lengkung warna hingga tak bersisa, meski gerimis tak henti membasahiku.
akhir-akhir ini aku memang tidak begitu peduli pada hujan, kubiarkan saja..kunikmati dengan segenap jiwa..meski seringkali aku harus menyerah pada butiran-butiran obat, pada akhirnya.

jingga, kuning, hijau karena aku tak pernah bisa menangkap warna merah.
tanpa merah pelangi tetap cantik, menyempurnakan senjaku. semoga..

bintang

mungkin kelak bapakmu akan berkata: jangan coba sentuh bintang, anakku. cahayanya panas, jarimu akan melepuh jika menyentuh sebuah. ingat itu, Anakku.

tapi aku mau terbang. aku mau menyentuh bintang. jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. dan pulang dengan sepasang tangan berjari limapuluh.

- cala ibi-

Senin, 21 Januari 2008

sunyaku

dan sunyi itu menghampiriku, menyentuh kulitku lembut..sejenak aku terpaku dengan kekuatan sekaligus kelembutannya. perlahan kurasakan dia merasuk semakin dalam...dalam keseluruh tubuhku.
...tubuhku tidak pernah menolak, menerimanya dengan suka cita bagai sahabat lama, alunan musik menyambut gegap gembita..dekapan tangan erat mengelukan..semua jaringan tubuhku bergembira..tiap sel menari, bernyanyi, aneka rupa makanan terhampar di meja perjamuan, minuman merah segar mengalir bak sunagi-sungai swargaloka menebarkan aroma wangi, memabukkan. merah..menggoda tiap indra pengecap untuk menyentuh, mencecap dan meneguknya hingga tandas tanpa sisa, tanpa pernah mau berhenti.
ritual penyambutan ini tak pernah selesai, maklum sudah seperempat abad tidak bersua. sebelum seluruh jaringan tubuhku terkapar diantara ceracau sunyi.

tepian

dalam gelap air matamu jatuh satu.
dan kau menepi. mencari mimpi
jangan menangis anak muda, matamu terlalu sempit untuk alirannya.air matamu terlalu berat untu pipi dan wajahmu. sementara kukecup keningmu, kubayangkan embun pagi di ujung daun,
rekah bunga harum tanah rerumputan,
sebuah pagi yang sempurna.
kau sedang tidak membayangkan pagi sempurna. kau menatap kegelapan, membayangkan sesuatu yang mungkin mengerikan atau sebaliknya. kau terus mereka. karena ini mimpi, segalanya bisa terjadi, segalanya mungkin. dan senyummu melebar, ahirnya kau sampai ke tepi.

(cala ibi)

titik tiga

he..setelah kuamati, ternyata sebagian besar kalimat-kalimatku diakhiri dengan titik tiga atau itik dua..titik yang gamang, penuh sugesti sekaligus tendensi.tanpa tepi..tidak penuh, mengambang diudara. ambiguitas yang tak pernah selesai. akhir kalimat yang belum benar-benar ingin berakhir...

----
tak ada kekacauan yang terjadi akhir-akhir ini. semua berjalan lancar. tanpa kejutan.tanpa konflik. itu bisa berarti nyaman. atau membosankan.
buku mimpii di bawah bantalku tersemat begitu rapi, tak banyak huruf atau sekedar garis tak beraturan baru di tiap patahan helaiannya.
ah..terasa pengap, aku kehabisan nafas kata-kata. ssssttt...dibawah bantal aku mengucapkan sebuah susunan huruf lain.

Sabtu, 05 Januari 2008

masa

waktu begitu cepat bergegas dan aku merasa semakin tertinggal

pilihan

aku berkeras berlari
sedang kau memilih menjadi candi

------

diluar matahari begitu hangat
sedang aku menggigil kedinginan
disini
menepi

Jumat, 04 Januari 2008

negeri kabut

Beberapa waktu kemaren. Aku terlibat dalam kegiatan perkemahan konservasi suatu instansi pemerintahan (lereng selatan Merapi). Basi sebenarnya, baru menanam ketika banjir sudah menjadi tamu dirumah kita, tapi apa salahnya..begitulah.

Ah...aku semakin mencintai merapi, begitu cantik..berkarakter, dengan kabut dan sedikit gerimis yang membuatku menari dengan segala kedamaian..

hai kabut...mari menari bersamaku, berdansa....sampai kita lupa bahwa kita harus menjalankan peran.

---------
Akhir-akhir ini berita di TV cukup mengerikan, banjir..longsor..sedang dihadapan kita beragam makanan memenuhi meja perjamuan.

baik?

Tahun baru sudah..

hanya berharap menjadi baik pada akhirnya.

---------------------

Iseng melihat ke langit dan kulihat bintang sendirian..diantara hiruk pikuk dunia dibawahnya. Ah kupikir bukan bintang saja yang sering sendirian diantara keramaian, kitapun manusia sering juga demikian.

Beberapa jam kemudian, beberapa bintang muncul, kurasa bintang itu tak lagi kesepian ..