Jumat, 21 Desember 2007

tentang Sesuatu tentang Waktu


Ada yang ingin kukatakan, ada yang ingin aku luruskan.

Tentang Sesuatu tentang Waktu

Tetapi aku tidak punya benang yang dapat kutarik untuk membantuku, meluruskan Sesuatu meluruskan Waktu.

Sayangnya otakku tak cukup pintar untuk berpikir, yang kutahu aku harus mencari sesuatu.

Ya, sesuatu untuk meluruskan Sesuatu untuk meluruskan Waktu

Aku terus mencari....berlari... hingga nafasku terputus

Belum juga kutemukan sesuatu

Tunggu..!!! jangan dulu pergi,

Bersabarlah sebentar

Aku akan mencobanya sekali lagi, aku berjanji aku akan menemukannya

Setidaknya sesuatu yang lain, yang bisa meluruskan Sesuatu meluruskan Waktu.

Kembali aku mencari dan berlari

Hingga tak lagi kutemukan jalan untuk menjejakkan kaki

Aku berhenti, benar-benar berhenti, diam.. sunyi..senyap.

Aha..!! kenapa tidak jalan ini saja yang kugunakan

Bukankah jalan ini juga lurus, pasti bisa meluruskan Sesuatu meluruskan Waktu.

Bagaimana menurutmu?

Mari kita coba.

Tapi,

Dimana kuletakkan Sesuatu, Waktu?

Aku melupakannya

Sesuatu, Waktu.. dimana kalian?

Dimeja, lemari...kardus sampah...tepi jalan.....

Hei..sedang bermainkah kalian?

kawan, tahukah kamu dimana Sesuatu, Waktu?

Ah..mungkin Sesuatu Waktu lelah menungguku, aku terlalu lama mencari

Aku tahu,

Kau pun bosan menungguku meluruskan Sesuatu meluruskan Waktu.

Dan aku pun tahu, kau meninggalkan aku jauh sebelum kutemukan Sesuatu kutemukan Waktu..

Bahkan sebelum terlintas di benakku bahwa aku ingin meluruskan Sesuatu, meluruskan Waktu.

Kamis, 13 Desember 2007

....

katakan sesuatu,
agar aku mengerti, agar kita sama-sama tahu
agar kita sama-sama mengerti
mengapa harus ada kau dan aku
ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu,
tapi aku aku masih menunggumu,menunggumu bicara,
menunggumu mengatakan sesuatu yang nantinya mungkin bisa kulanjutkan.
sahabatku
jangan lagi kau diam, diam mebuatku takut.
diam adalah salah paham yang paling baik.
jangan membatu di sudut jiwa, berjalanlah sedikit
pijakkan kakimu,langkahkan mendekat padaku
lalu kita akansama-sama bicara
kau tahu sahabtku?
mengapa ku pinta kau mendekat padaku?
karena..
karena aku lumpuh sahabatku
aku tidak bisa mendekat padamu
aku hanya bbisa bicara padamu
sahabatku
saudaraku
maafkan aku, jika ini mengganggumu
jangan membenciku
aku membutuhkanmu
sekali lagi maafkan aku sahabatku.

# untuk diriku sendiri yang tak lagi bisa mendekap wajah-wajah sahabatku untuk kurengkuh bersama untuk kembali bergandengan tangan.

sebelum...

sebelum tidur Tuhanku
aku ingin meluruskan sesuatu antara kita
karena diam selalu saja patah
sampai kuterjaga
terjaga
aku tak lagi mengenggam apapun

senja

senja ini pemberian kawanku dari sebuah pulau.
ah..lebih baik tidak berkata-kata, nanti jadi hambar.
yang pasti, cantik.

Kamis, 06 Desember 2007

[...]

Ada yang terdiam disini

Ada yang menunggu

Ada yang menangis tertahan

Ada yang terisak dalam diam


Jiwa yang resah

Jiwa yang gelisah

Dalam tidur malam2nya

Menyisakan

Untuk esok pagi

Untuk kehidupannya

--------

Tiba-tiba aku ingin muntah

Seandainya yang aku muntahkan adalah seluruh jiwa dan ragaku

Alangkah bahagianya..




Rabu, 05 Desember 2007

terima kasih

terimakasih, ada senyum untukku hari ini

Senin, 03 Desember 2007

episode

menulis..teruslah menulis hingga cahaya lilin meredup dan akhirnya padam, meninggalkanku dalam gelap. sudah siapkah?!
aku tidak tahu pasti,mengapa aku memilih lilin untuk menemaniku malam ini, bukan bintang seperti biasanya.
mungkin aku butuh suasana baru, atau kebetulan saja...bisa jadi aku sudah bosan dengan bintang yang terlalu banyak tahu tentang diriku.

ya..
sebatang lilin
diatas meja bersama dengan benda-benda lain yang sudah lebih dulu disana. aku terusmenatapnya, menikmati pendar yang kian meredup..merambah turun menciptakan cekungan parafin... semakin rendah..perlahan..pasti.

sudah lama aku tidak melakukan ini, lebih tepatnya tidak pernah.

Sabtu, 01 Desember 2007

karena kau

karena kau adalah pagi
yang selalu membangunkanku
untuk kembali menghadapi kehidupan
meski dengan kabut dan mega gelap
menyembunyikanmu
dari aku
selamanya

absurd

ada banyak bayangan melintas
sejenak mengisi rongga jiwa
kemudian
memilih mengendap di kedalamannya
meluruhkan kata yang meretas
hingga tak sempat berbentuk

kepada daun

lelapkan aku dalam sejukmu
aku lelah
aku ingin tidur
dalam hijaumu
dalam damaimu

waktu itu

lelahku masih tersisa
berjalan melayang, begitu saja
angka-angka berubah begitu dingin
beku tanpa hati
dan aku makin terpuruk disini
mengawasi angka-angka yang terus berjalan
tanpa bisa melakukan apa-apa
untuk menghentikannya
hei!!!! kumohon...berhentilah
agar tak sampai pada waktu itu