aku rindu perjalananke batas bumi
sungguh...
Sabtu, 24 Mei 2008
Selasa, 20 Mei 2008
setia..
dirimu yang datang bersama
liris hujan
singgah diwajahku sejenak
berkabar
kau akan pergi
bersama udara
mencari dirimu yang terbelah
aku menepi
memberi jalan
mungkin aku akan setia menunggumu
atau hanya seperti embun pagi
yang akan segera menguap
ketika matahari memutih
liris hujan
singgah diwajahku sejenak
berkabar
kau akan pergi
bersama udara
mencari dirimu yang terbelah
aku menepi
memberi jalan
mungkin aku akan setia menunggumu
atau hanya seperti embun pagi
yang akan segera menguap
ketika matahari memutih
kutemukan dirimu,
di sebait puisi kutemukan dirimu
terdiam
nafasmu satu-satu
disela gumam
selembar huruf melayang
jatuh dibahumu
kemudian kau sematkan digenggaman
kusapa dirimu lewat bisikan daun
senyummu menyambut serupa matahari
lalu kita berjalan disebuah larik,
puisi yang akan segera menjadi prosa...
ha..ha.. sebentuk kekesalan- puisiku selalu menjadi prosa :D
terdiam
nafasmu satu-satu
disela gumam
selembar huruf melayang
jatuh dibahumu
kemudian kau sematkan digenggaman
kusapa dirimu lewat bisikan daun
senyummu menyambut serupa matahari
lalu kita berjalan disebuah larik,
puisi yang akan segera menjadi prosa...
ha..ha.. sebentuk kekesalan- puisiku selalu menjadi prosa :D
Selasa, 06 Mei 2008
manusia persimpangan
aku selalu tertarik pada orang-orang di persimpangan jalan. bukan pada manusia di jalan tidak bercabang dan tempat dimana manusia berserak, berteriak, mengumpat, berkata. aku selalu tertarik pada persimpangan jalan yang senyap, dingin.membuatku betah untuk berlama-lama sebelum aku memutuskan berjalan ke arah mana.
seringkali sudah kutuju satu arah... aku kembali ke persimpangan, sekedar memastikan apakah masih persimpangan yang sama. persimpangan yang senyap, dingin. atau sudah ada seseorang yang yang menghidupkannya. semacam manusia-manusia persimpangan. manusia-manusia yang meluangkan waktu sejenak menikmati persimpangan. untuk senyap.untuk dingin. kita berkawan bung, nona!!! :)
Minggu, 04 Mei 2008
puisi itu...
puisi itu
seperti
bisikan angin kepada daun
puisi itu
adalah tentang matahari tua
puisi itu
seperti rinduku pada rumah
puisi itu
adalah rinduku pada pulang
seperti
bisikan angin kepada daun
puisi itu
adalah tentang matahari tua
puisi itu
seperti rinduku pada rumah
puisi itu
adalah rinduku pada pulang
Langganan:
Postingan (Atom)